Powered By Blogger

Selasa, 10 Mei 2011

Posting : Share tugas cerpen :P

cuman pengen ngeshare tugas cerpen gw aj
hope you all enjoy it :P


Mengejar Cita-Cita


          Di koridor sekolah, terlihat seorang laki-laki sedang berlari dengan sangat cepat layaknya maling di kejar-kejar oleh warga kampung. Dia memakai baju dan celana basket berwarna merah serta sepatu basket nya yang sudah lusuh. “Sialan, gimana nih? Kok bisa sih gue ketiduran di kelas? Emang dasar lagi sial kali iya gue hari ini” ucapnya dalam hati. Setelah berlari bak orang kesetanan. Sampai lah dia di lapangan basket Sma 1 Muara Enim.
          “Fiuh, kayaknya aku masih tepat waktu deh” kata laki-laki itu. Tiba-tiba, ada yang menepuk punggung nya dari belakang. “Woi ri, kok bisa sih elu telat? Tumben amat” kata seorang anak laki-laki yang menepuk pemuda bernama Ari tadi. “Gue ketiduran di kelas Dit”. Kata Ari “Loh? Kok bisa? Tumben elu ketiduran di kelas” kata Adit. “Gak tau juga sih. Mungkin gara-gara pelajaran Geografi yang luar biasa ngebosenin tadi bikin gue ngantuk sampai-sampai telat gini”. “Oh, ya udah. Pemanasan gih, entar elu dimarahin sama pelatih” kata Adit. “ok dah, latihan sono. Pelatih manggil tuh” kata Ari yang setelah itu mulai berlari keliling lapangan.
          Latihan basket sore itu pun selesai. Ari dan Adit pun pulang bersama-sama karena rumah mereka memang berdekatan. Sambil berjalan pulang, merekapun bercerita tentang latihan pada hari itu. “Gila Dit, makin mantap aja permainan elu tadi. Bisa ngimbangin senior-senior kita” kata Ari. Eh, kapan sih Liga Pelajar ada lagi?” kata Ari. “Kayaknya sih 1 minggu lagi. Kan tadi tuh seleksi untuk menentukan siapa saja yang masuk tim inti dari sekolah kita” kata Adit. Ari pun terkejut “Hah, beneran? Waduh gue main jelek banget tadi. Gimana nih?” Kata Ari dengan raut muka kecewa. “Santai aja ri, kan gak ada Shooting Guard yang bisa melakukan shoot seakurat elu di Smansa ini. Hehe” Kata Adit berusaha memuji Ari. “Masa sih?” kata Ari sambil tersenyum. “Serius, kan gue udah sering ngelihat elu melakukan shoot. Menurut gue itu oke banget deh” kata Adit sambil mengacungkan jempolnya. “Hehe, Makasih iya Dit. Gue jadi semangat lagi deh sekarang” kata Ari. “So pasti, itu lah gunanya teman” kata Adit sambil menepuk punggung Ari. “Teman sih teman, tapi kebiasaan elu nepuk punggung gue penuh tenaga kayak tadi kan sakit juga” ucap Ari. “Hehe, maaf-maaf”. Kata Adit minta maaf. “ Ya udah, pulang yuk. Udah bunyi nih perut gue. Gue numpang motor elu iya”. Kata Ari sambil senyum-senyum. “iya deh iya”. Kata Adit menyerah. Dan mereka pun pulang ke rumah bersama-sama.
          Keesokan harinya, setelah bel pulang sekolah berbunyi. Adit pun langsung membereskan buku-bukunya lalu membawa tas dan pergi ke kelas X.F. “Permisi, bisa minta tolong panggilan Ari gak?” kata Adit kepada salah satu murid kelas itu. Dia pun langsung memanggil Arid an Ari pun langsung keluar kelas. “Wuih, tumben elu datang ke kelas gue Dit. Mau ngapain?” Kata Ari sedikit kaget melihat Adit datang ke kelasnya yang agak jauh dari kelas X.A “Untung gue baik, takutnya elu telat lagi hari ini. Hari ini kan pengumuman siapa aja yang akan ikut Liga Basket antar Pelajar”. “Oh iya ya. Oke, elu tunggu sini bentar. Gue beresin buku gue dulu”. Kata Ari panik. “Santai aja lagi. Mending kita makan siang dulu. Kan latihan masih 1 jam lagi. Pasti elu juga belum makan siang kan?” kata Adit. “Iya juga sih. Gue juga lagi lapar nih sebenarnya. Ayo ke kantin”. Kata Ari dengan penuh Semangat. Lalu mereka pun pergi ke kantin untuk makan siang.
          Sore itu, setelah murid-murid selesai melakukan latihan rutin. Pelatih pun mengumpulkan mereka untuk memberitahu hasil seleksi untuk liga pelajar. “Baiklah anak-anak. Setelah saya amati dalam satu minggu ini. Akan saya sebutkan hasil seleksi untuk tim yang mengikuti liga pelajar nanti”. Setelah pelatih menyebutkan nama-nama yang akan masuk tim untuk liga pelajar. Nama Adit dan Ari pun termasuk di dalam tim itu. “Yes, akhirnya gue bisa ikut untuk pertama kalinya” kata Ari penuh semangat. “Tuh kan, udah gue bilang elu pasti bisa” kata Adit. “Kita harus berusaha keras Dit supaya sekolah kita bisa menang tahun ini” kata Ari dengan semangat 45-nya. “Pasti dong. Kita nggak boleh ngecewain semua yang udah ngedukung kita” Kata Adit ikut bersemangat. “oke deh, besok kita harus semangat” kata Ari. Dan merekapun segera pulang untuk mempersiapkan fisik mereka karena esok harinya mereka akan bertanding.
          Keesokan harinya, Liga Basket antar pelajar pun dimulai. Pada hari ini pertama, tim Sma negeri 1 Muara Enim tampil dengan sangat baik hingga bisa menembus semi final. Begitu juga di hari kedua, Permainan Adit dan Ari serta anak-anak yang lain membuat Sma 1 Muara Enim tampil di final menghadapi Sma 2 Muara Enim.
          Pada saat-saat sebelum pertandingan dimulai, “Sial, kok gue gugup banget sih” kata Ari sambil berusaha mengatasi rasa gugup nya. “Santai aja ri, kita kan belum mulai. Kalau gugup dari sekarang nanti konsentrasi elu pecah lagi pas tanding” Kata Adit dengan kalem. “iya-iya, gue juga berusaha untuk enggak gugup nih” kata Ari.
          Pertandingan final pun dimulai, Pelatih pun memberikan instruksi kepada para pemain. “oke, starting five kita seperti biasa. Adit, Ari, Nanda, Putra, Faisal.” Setelah selesai memberikan instruksi. Mereka pun memasuki lapangan untuk melakukan perebutan bola. Adit pun bersiap. Wasit pun melempar bola dan Adit berhasil memenangkan ‘jump ball’ . Bola sekarang dikuasai Sma 1 Muara Enim. Permainan dari sang kapten, Adit yang sangat gemilang dan Ari dengan tembakan-tembakan yang akurat membuat kuarter pertama berhasil dipegang oleh sma 1 muara enim dengan skor 20-17. Di kuarter kedua, ‘assist’ dari Ari kepada Adit yang diselesaikan dengan ‘Dunk’’ dari Adit membuat skor di kuarter kedua menjadi 35-29. Di kuarter ketiga, Adit mendapat cedera setelah bertabrakan keras dengan pemain lawan sehingga pelatih meminta ‘time out’. “Elu gak kenapa-kenapa Dit?” kata Ari panik. “Kayaknya gue gak bisa lanjut deh” Kata Adit kecewa membuat pemain yang lain juga menjadi kecewa. “Tapi, kita masih bisa menang. Kita masih punya Ari dan yang lain. Kita pasti bisa” Kata Adit berusaha menyemangati teman-teman yang lain. “Cuman elu ri yang bisa membuat kita menang. Gue percaya sama elu”. “Makasih Dit, gue bakal berusaha untuk elu juga” Kata Ari. Pertandingan pun dilanjutkan. Dengan Hilangnya Adit membuat pemain lawan dengan mudah melewati pertahan Sma 1. Tetapi, Ari dengan Shoot-nya yang akurat tetap berusaha mempertahankan kedudukan. Sayangnya, Sma 2 berhasil menyusul di kuarter ke 3 dengan skor 47-53. Di kuarter keempat permainan semakin seru sampai di 10 detik terakhir. Sma 2 masih memimpin dengan skor 61-63. Ari sedang mendribel bola dan tampak kebingungan. “Sial, apa yang haru gue lakukan. Teman gue tertutup semua” kata Ari dalam hati. Tiba-tiba, terdengar teriakan dari bangku cadangan. “Tembak Ri! Gak ada waktu lagi! Elu gak boleh ragu-ragu.” Adit berteriak dari bangku cadangan. Ari pun seperti mendapat Petunjuk. Dia pun berhasil melewati lawan dan menjaganya dan langsung bersiap menembakan tembakan 3 angka. “Hanya ini satu-satunya cara. Harus masuk !”. Seakan dalam keadaan lambat. Pertandingan tinggal 3 detik lagi. Ari pun menembak, dan bola pun melayang di udara dan masuk tepat saat pertandingan selesai. “Dengan ini kemenangan untuk Sma 1 Muara Enim”. Seluruh penonton pun bergemuruh. Ari pun langsung berlari ke arh Adit. “Dit, kita berhasil!”. “dan itu berkat elu Ri” kata Adit. Mereka berdua pun mengangkat piala dengan senang. “Kita berhasil teman” kata Adit. “Tapi, impian kita baru akan dimulai” kata Ari sambil berlalu dengan membawa piala tersebut pulang ke sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar